Secara umum, benchmarking adalah diartikan sebagai suatu standar yang dimanfaatkan sebagai pembanding antara satu hal dengan lainnya yang sejenis. Jadi, dengan adanya patokan ini maka berbagai hal dapat diukur dengan standar baku yang umum.

Gambar Jenis pakan ikan

Ada 3 Indikator dalam penilaian benchmarking pakan yaitu Anallisa nutrisi (Proksimat), Analisa Fisik dan Analisa Performa.

1. Analisa Nutrisi 

Pengamatan hasil analisa nutrisi dengan salah satu cara dengan analisa proksimat. Analisa proksimat di bagi menjadi beberapa tahapan yaitu kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar serat dan kadar karbohidrat (AOAC, 1970). Setelah mendapatkan hasil analisa proksimat secara aktual hal yang saya lihat terlebih dahulu adalah nilai CP atau protein kasar dan Fat atau lemak apakah nilai aktualnya jauh dari label yang tertera di sak pakan. Karena untuk mengetahui apakah CP dalam pakan memang benar bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh ikan perlu analisa lanjutan yaitu analisa asam amino. Ibaratkan gelas itu CP dan air itu asam amino. Tentu gelas yang penuh airnya akan lebih baik dari pada gelas hanya isi separuh. Protein sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan metabolisme pada ikan. Fat/lemak juga sangat penting bagi ikan karena Fat merupakan sumber energi yang paling tinggi dibutuhkan oleh ikan untuk mobilitas ikan, pertumbuhan dan ketahanan tubuh. Kekurangan Fat pada pakan yang dikonsumsi oleh ikan terlihat secara visual ikan akan terasa ringan walau mempunyai fisik yang besar.

2. Analisa Fisik

Pengenalan dan pengujian ataupun kontrol kualitas  bahan (feed stuff), pakan komersial (commercial feed),bahan pelengkap pakan (feed supplements) dan bahan untuk memalsu/pemalsu/ penyubal (adulterants) sangat penting dilakukan.

Adapun metode yang digunakan pada pengujian kontrol kualitas pakan diantaranya adalah 1) pengujian pakan secara fisik, 2) pengujian pakan secara kimia, 3) pengujian pakan secara kombinasi fisik dan kimia 4) pengujian pakan secara biologik. (Zakariah, M.A, 2016) Mudjuman (2008) menyatakan bahwa bau dan rasa  pakan buatan sebaiknya mendekati bau dan rasa pakan alami yaitu biasa dimakan oleh ikan. Dengan demikian pelet yang dibuat tersebut sudah memenuhi kriteria bau yaitu bau alami (tepung ikan). Analisa uji fisik ini menggunakan 4 buat perlakuan yaitu  parameter warna, bau,daya apung, keseragaman. 

- Warna : warna pakan  cenderung lebih gelap dibandingkan dengan pakan yang lain dikarenakan kandungan sumber protein yang digunakan menggunakan bahan hewani non akuatik. Pakan degan warna cerah pada pakan pabrikan menggunakan sumber protein nabati yang dominan.

- Bau : Berdasarkan aroma lebih amis dikarenakan  menggunakan tepung ikan sesuai komposisi ideal sehingga aroma amis. Bau dapat meningkatkan respon pada ikan.

- Daya Apung :  Daya apung pada pakan dipengaruhi oleh kualitas material penyusun binder pakan. Daya apung yang buruk berakibat pada terlepasnya komposisi pakan kedalam air atau istilahnya leaching sehingga dapat menurunnya kualitas air.

- Keseragaman : keseragaman pakan dipengaruhi oleh saat proses ekstruksi atau pelleting sehingga diperlukan SDM yang mumpuni karena sangat berpengaruh juga terhadap keseragaman ikan saat budidaya



3. Analisa Performa

Analisa performa adalah Menganalisa perfroma pertumbuhan ikan dengan menggunakan parameter yang sederhana yaitu FCR, SR, ADG, BW dan Biomass. Parameter tersebut bisa menggambarkan secara umum kualitas pakan yang digunakan. Banyak cara yang dilakukan untuk mengetahui performa pakan yaitu dengan menanyakan pembudidaya yang menggunakan berbagai macam pakan beserta sistem budidayanya maka dari situ kita bisa mengetahui karakteristik pakan. Ada pakan yang mempunyai karakter cepat rusak di air, pakan yang menyebabkan cepat kenyang pada ikan, pakan yang atraktan kurang. Nanti akan saya bahas mengenai Karakteristik pakan beserta pengaruh terhadap budidaya. 

Sesuai dengan pengalaman saya ketiga cara tersebut cukup membantu. Namun untuk Analisa Proksimat akan membutuhkan banyak biaya maka untuk petani konvensial bisa menggunakan 2 cara yang lain. Bechmarking pakan menurut saya adalah salah satu upaya untuk kita bisa selektif memilih pakan untuk budidaya jikalau dalam budidaya harus menggunakan mix pakan dengan pabrikan lain asal masih dengan jenis pakan yang sama (pellet/ektruder) tidak masalah.  Toh keberhasilan budidaya adalah ketika kita bisa meminimalkan pengeluaran biaya produksi Karena ilmu budidaya ini akan terus berkembang sesuai tuntutan jaman. 


Nanti kedepan saya akan menulis artikel tentang pengalaman saya dalam terjun didunia Akuakultur dengan bahasa santai ;) karena berbagi pengalaman adalah kepuasan tersediri.


Referensi :

AOAC. (2005). Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemists. Published by the Association of Official Analytical Chemist. Marlyand

- Zakariah MA. 2016. Teknologi dan Fabrikasi Pakan. Makassar; Pusaka Almaida, 2016. ISBN: 978-602-6253-09-5.