![]() |
Pemberian pakan |
Pakan merupakan biaya terbesar dari budidaya ikan air tawar hampir 70% dari biaya produksi dalam satu siklus. Pemberian pakan tepat guna merupakan salah satu kiat supaya pakan yang kita berikan dapat tercerna dengan baik. Pemberian pakan dalam budidaya ikan memerlukan efisiensi agar tidak terjadinya kelebihan maupun kekurangan dalam pemberian pakan. Kekurangan dalam memberi pakan akan membuat potensi genetik dari ikan yang dipelihara tidak tercapai dengan maksimal, sedangkan kelebihan pakan akan membuat biaya berlebih dan lebih jauh dapat menurunkan kualitas air karena meningkatnya kadar amonia dari kolam budidaya dan mampu berdampak negatif pada performa ikan. Selain jumlah, periode pemberian pakan juga merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung asupan pakan yang optimal. Pakan perlu diberikan secara bertahap agar ikan mampu mencerna dan kembali mengkonsumsi pakan secara bertahap dan berkelanjutan. Menurut berbagai literasi ikan memiliki kebutuhan harian pakan agar dapat mendukung pertumbuhan sebesar 3 persen dari bobot tubuhnya.
Feeding Rate adalah jumlah pakan yang diberikan setiap hari pada ikan dan dihitung berdasarkan biomassa (Savitri et al.,2015). Persentase pakan (feeding rate) yang cukup, berkualitas tinggi, dan tidak berlebihan merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan usaha budidaya ikan. Dalam pengalaman saya berbudidaya lele dengan tebar benih ukuran 8 gram saya menggunakan FR sekitar 5%-3% selama 60 hari budidaya. Jikalau sampai dengan DOC 60 target bobot ikan saya mencapai 94 gr berati pakan yang saya gunakan sesuai dengan ekspetasi budidaya yang saya harapkan. Saya akan menampilkan Feeding Program Budidaya lele yang pernah saya lakukan dengan durasi 2 bulan dengan tebar bibit awal sebesar 8 gr dan ekspetasi panen di kisaran size 11-10 dengan target FCR 1,0.
Dalam membuat feeding program tak jarang pakan yang saya gunakan jauh dari ekpetasi target yang saya buat secara tidak langsung pakan mengalami penurunan kualitas dikarenakan DOC mundur dari beberapa hari dan berakibat FCR menjadi jeblok tidak sesuai dengan target. Tetapi memahami Feeding program tidak hanya sekedar target yang kita buat di atas kertas namun ada karakterisitik pakan ikan yang membuat petani berkreasi misal pakan dapat efektif diserap oleh ikan namun tidak bisa menggunakan FR 5% dengan mengorbankan DOC yang lebih panjang dan menambahkan frekuensi pemberian pakan lebih banyak dari biasanya dikarena pakan yang diberikan menyebabkan ikan cepat kenyang.
Budidaya ikan bagi saya merupakan seni karena menuntut kita untuk terus improvisasi terhadap segala perubahan lingkingan, ikan maupun saprodi itu tersendiri. Akan lebih baik jika setiap selesai budiaya kita mempunyai histori penggunaan pakan, manajemen kualitas air dan mitigasi penyakit karena siklus sebelumnya bisa dijadikan sebagai acuan parameter yang dapat diimprovisasi disiklus kedepannya.
Referensi :
- Savitri, A., Hasani, Q., dam Tarsim. 2015. Pertumbuhan Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypothalamus) yang Dipelihara dengan Sistem Bioflok pada Feeding Rate yang Berbeda. eJurnal Rekayasa Teknologi Budidaya Perairan, 4(1).
- https://www.deheus.id/cari/berita-dan-artikel/menentukan-jumlah-pemberian-pakan-dan-fcr-dalam-budidaya-ikan
1 komentar
Sangat Bermanfaat
BalasHapusPosting Komentar