Cover Buku Sisi Tergelap Surga


Selayaknya seorang ibu tua yang kelelahan, kota Jakarta kerap menjadi pelabuhan bagi mereka yang datang membawa sekoper harapan. Mereka yang siap bertaruh dengan nasibnya sendiri-sendiri. Namun, kota ini selalu mampu melumat habis harapan dan menukarnya dengan keputusasaan.Pemulung, pengamen, pramuria yang menjajakan tubuh agar anaknya bisa makan, pemimpin-pemimpin kecil yang culas, lelaki tua di balik kostum badut ayam, pencuri motor yang ingin membeli obat untuk ibunya, remaja yang melumuri tubuh dengan cat perak, hingga mereka yang bergelut di terminal setelah terpaksa merelakan impiannya habis digerus kejamnya ibu kota.Di Jakarta, semua orang dipaksa bergelut dan bertempur demi bisa hidup dari hari ke hari.Dan di kampung inilah semua itu dimulai. Sebuah cerita tentang kehidupan orang-orang yang hidup di sisi tergelap surga kota bernama Jakarta...


1.Sobirin dan Nunung

Sepasang suami istri yang berprofesi sebagai penjual tahu jablay di kampung itu. Di Rumahnya sering disinggahi oleh Ujang anak dari Juleha yang hampir setiap hari main di rumahnya. Sobirin dan Nunung dulu pernah punya anak laki sama seperti ujang namanya Gugum. Namun karena sibuk membantu orang di pasar Sobirin lupa akan kondisi anaknya yang sakit keras yang butuh pertolongan cepat dan uang untuk pengobatannya. Akhirnya Gugum meninggal karena terlambat dalam penanganan. Semenjak saat itu Sobirin enggan ringan tangan membantu orang. Ujang saat dijemput Juleha dipukuli obirin hanya diam saja memandanginya.

Di akhir cerita ketika Ujang menjadi sebatang kara karena Juleha meninggal Tomi menyuruh Sobirin dan Nunung untuk menjadikan Ujang sebagai anak angkatnya. 

2. Tomi dan Dewi

Seorang Pemuda yang polos namun karena keadaan ia berubah menjadi penguasa terminal setelah ia bisa menyingkirkan bosnya dulu. Dia menjadi penguasa terminal berkat bantuan Pak RT yaitu ayahnya tresno. Tomi sangat ditakuti oleh penduduk kampung karena semua keganasannya dalam menangani lawan-lawannya. DI kampung Dewi kerap kali disiksa oleh Tomi namun Dewi masih tetap bertahan dengan Tomi. Dibalik kegarangannya Tomi ternyata ia menyimpan salah satu rahasia yaitu dia tidak bisa menghamili Dewi setelah menikah sekian tahun.Namun saat Adiknya Tomi menginap dirumahnya Dewi mempunyai rencana yang sangat gila yaitu dengan menawarkan ia agar mau diajak berhubungan badan sehingga bisa hamil. Dewi nekat melakukan itu dengan adik Tomi karena ia merasa tidak mandul setelah memeriksakannya ke Dokter. Setelah Dewi hamil dan melahirkan watak Tomi akhirnya berubah menjadi lebih baik. 

Di akhir cerita Tomi yang sudah agak berubah diusulkan brian untuk menjadi Ketua RT di kampungnya.

3. Juleha dan Ujang

Juleha awalnya bersama Tomi mengadu Nasib Ke Jakarta. Juleha bercita-cita untuk bekerja di Salon namun karena keteledoran dia akhirnya dia harus mengganti alat kerja. Karena putus asa Juleha memutuskan untuk menjadi PSK setelah awalnya dia diajak main sama bosnya di tempat kerja. Karena menjadi kerja menjadi PSK sangat mudah dia terjebak pada dunia itu. Menjalani profesi menjadi PSK sangatlah beresiko bai Juleha salah satunya hamil dari entah siapa yang menjadi bapaknya. Akhirnya terlahir lah anak Juleha yaitu Ujang. Juleha sangat membenci Ujang dan tak segan ia memukulnya tanpa sebab. Namun Ujang tidak pernah dendam terhadap Juleha. Kondisi Juleha berubah saat tidak sengaja membaca tugas sekolah dari Ujang dan dia menceritakan Ibunya bekerja sebagai pelacur. Sejak saat itu Juleha menangis dan meminta maaf kepada Ujang. Hal sangat disayangkan adalah saat Juleha sudah cinta dan dekat dengan Ujang, ia tertabrak oleh kendaraan dan akhirnya meninggal dunia. Ternyata diam-diam Juleha mempunyai deposito sebesar 35 juta rupiah yang akan diwariskan kepada Ujang.

4. Danang dan Esti

Danang adalah seorang pria yang banyak digandrungi oleh wanita dan ibu-ibu di kampung itu karena sangat menarik. Ternyata selama ini danang saat keluar dari kosnya berdandan rapi adalah menjadi banci yang mangkal mencari pelanggan. Dia rela menjalani Profesi itu karena untuk membiayai adiknya yang sedang menempuh kuliah. Lambat laun orang kampung tau saat danang dirampok oleh pelanggannya dan dijenguk oleh teman-teman banci lainnya. Namun ia diselamatkan oleh Tomi ketika akan diusir oleh warga kampung. Selain Tomi ada salah satu warga lain yang tau profesi Danang yaitu Esti. Esti menjadi bunga kampung karena selain cantik agama dia juga sangat bagus karena dia anak seorang ulama. Namun dibalik agamanya yang bagus karena ia merupakan lulusan pondok ia kerap memandang rendah orang yang agamanya jauh dengan dia. Namun saat bertemu dengan Danang saat mangkal keangkuhan dia dalam beragama hancur karena Danang tahu Esti sedang hamil diluar nikah karena hubungan terlarang dia dengan santri. Karena ada tembok yang besar menghalangi serta menjaga harkat dan martabat Ayahnya. Esti tidak memberitahukan kejadian ini kepada mereka. Sampai pada saat Brian anak dari Pak Lurah yang korup dan cabul hendak melamarnya Esti menjadi tertekan karena kemarahannya yang semakin membesar. Karena sudah kalang kabut Esti kemudian memacu motornya dan menabrak tembok sehingga dia dan janinnya meninggal.

Tokoh yang lainnya masih banyak karena hanya pemain utama saja diatas yang saya jabarkan. Sepasang sahabat Yuyun, Resti dan Rini yang membahas tentang masalah kehidupan berumah tangga yang tidak bisa bebas. Gofar yang rela menjadi maling motor untuk mencukupi kebutuhan obat ibunya, Brian yang sudah muak dengan ayahnya seorang Lurah yang korup dan cabul yang menghabiskan uangnya untuk keperluan bapaknya, Pak Badut ayam yang mempunyai 3 anak gadis dengan mimpinya yang kuat untuk merubah nasib hidup dan akhirnya bisa kesampaian.Tiga remaja Jawa, Pulung dan Karyo yang rela menghabiskan hidupnya di Pos Ronda namun sangat berguna disaat peristiwa kematian di kampung, Syamsur yang dendam terhadap Pak RT ayah Tikno karena menghancurkan usaha togelnya, Tikno yang akhirnya menjadi anak yang baik setelah tau ternyata bapaknya membanggakan anaknya.


Kata-kata favorit saya di buku ini antara lain


Mengapa dunia ini bisa begitu kejam pada manusia tersesat? Di sini masyarakat tampak tidak memberi kesempatan kedua untuk para pendosa. Hidup dengan pandangan sebelah mata atau mati dan membawa semua rahasia.(Hal 276)

Kita yang tak pernah mengalaminya mungkin hanya bisa mengernyit, mengumpat atau mengutuk. Tak jarang kita dibuat keheranan, mengapa mereka yang jahat dan keji bisa lepas begitu saja? Mereka yang culas dan jahat dipuja selayaknya tidak punya aib. Kita yang hanya mampu memperhatikan dari jauh cuma bisa melahirkan postulat-postulat prematur dan terbentur dengan opini pribadi. Sedangkan Tuhan seolah diam saja memperhatikan itu semua (Hal 252)