Dalam dunia Akuakultur faktor benih mempunyai andil yang cukup besar karena salah satunya mempengaruhi durasi dalam budidaya atau yang lebih familiar disebut DOC (Day Of Culture).Walaupun biaya yang dikeluarkan untuk membeli benih kurang dari 5% namun faktor benih berkualitas mempunyai presentase keberhasilan sekitar 30%. Dengan benih yang baik dan berkualitas maka dalam budidaya akan lebih menguntungkan dilihat dari efisiensi pakan, penambahan pertumbuhan dan DOC yang lebih cepat karena semua itu sangat berpengaruh terhadap biaya produksi.
![]() |
Ilustasi benih nila |
Disini saya akan bercerita tentang pengaruh perbedaan suhu dari asal hatchery benih ke kolam budidaya terhadap survival rate (SR) setelah tebar ikan. Menurut Pramleonita et al. (2018), bahwa salah satu faktor atau parameter yang sangat mempengaruhi kehidupan dari ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah suhu. Suhu yang semakin meningkat dalam suatu perairan, maka tingkat dari kelarutan oksigen juga akan semakin rendah, dan daya racunnya justru akan semakin tinggi. Oleh karena itu, suhu ini sangat mempengaruhi kelangsungan hidup dari ikan Nila dan beberapa aspek kehidupan ikan Nila sangat bergantung pada suhu lingkungan sekitarnya.
Saya dulu mempunyai 8 tank dengan volume 1 m3 dengan menggunakan sistem Recirculation Aquaculture System (RAS) denngan menggunakan tebaran 70 ekor/m3.
![]() |
Ilustrasi kolam RAS |
Kolam saya berada di Kabupaten Batang dengan kondisi suhu yang cenderung sejuk karena berada di Bukit dengan suhu rata 260C. Saya mempersipakan budidaya H-21 sebelum tebar yang pertama membersihkan tank yang digunakan sebagai wadah untuk budidaya, kedua yaitu mempersiapkan air sebagai media hidup dengan standar yang saya gunakan meliputi parameter DO >4 ppm, Amonia 0 ppm, pH 6-9, dan kecerahan tembus dasar, ketiga mencari sumber benih nila yang tersedia. Ketiga aspek tersebut hal yang biasa saya gunakan sebelum melakukan budidaya.
Seperti biasanya saya membeli benih nila paling jauh di Magelang dan kalau mendadak saya beli benih Nila Lokalam di sekitar Batang namun beberapa kali budidaya perfroma pertumbuhan benih nila lokalan tidak tercapai FCR >1.7, SR 70%,ADG <2 gr/hari. Dikarenakan ketersediaan benih nila di Magelang sedang kosong akhirnya saya mencari di Kabupaten Kendal.
Kebutuhan benih nila dalam budidaya yang akan saya kerjakan yaitu 70 ekor*9 tank yaitu 630 ekor. Saya mendapatkan lebihan dari pembenih sekitar 10% jadi benih yang saya bawa pulang skitar 690 ekor. Secara visual benih terlihat aktif berenang dan sehat. Cuaca waktu pengambilan benih sedang teriknya dikarenakan Kendal merupakan daerah yang cukup panas suhunya dan lebih panas dari pada Batang.
Setelah benih sampai di Farm perlu dilakukan aklimatisasi dengan cara kantong benih saya letakan di Bak Penampungan selama ±15 menit sampai keluar embun dalam kantong benih. Kemudian perlahan saya kelurkan satu persatu benih dengan memiringkan isi air dalam kantong kedalam bak penampungan. Saya tempatkan benih ke dalam bak penampungan selama paling lama 7 hari sebagai proses adapatasi sebelum saya tebar kedalam tank.
H+1 setelah proses aklimatisasi ditemukan kematian sebanyak 5 ekor dan hal tersebuat saya anggap wajar karena pengaruh dari perbedaan suhu. H+2 aklimatisasi kematian benih semakin banyak dan H+7 ikan yang tersisa dalam bak penampungan tinggal 20 ekor. Hal ini merupakan pukulan telak bagi saya.
Setelah saya bermuhasabah diri ternyata benih ikan saya terkena penyakit noninfeksi sebgai akibat dari kondisi lingkungan yang buruk. Parameter air dalam wadah budidaya saya semua normal meliputi DO,pH dan Amonia. Namun ada 1 parameter yang cukup janggal bagi saya yaitu suhu. Setelah saya cek ternyata suhu rata-rata di kolam pembenihan di Kendal lebih dari 300C. Ternyata dengan perbedaan suhu di kolam saya dan di kolam pembenih selisih 40C ternyata sangat berpengaruh terhadap SR benih ikan nila. Mengapa saya bisa bilang begini karena sebelumnya saya membeli benih nila di Magelang dengan keadaan suhu yang lebih rendah dari Batang SR benih Nila diatas 90%. Hal ini diperkuat setelah saya melihat tayangan ulang di Webinar youtube seorang praktisi budidaya pernah berbicara " Ketika kita membeli benih ikan dari tempat panas kemudian dibawa ketempat dingin maka benih tidak akan cepat bisa adaptasi kedalam suhu yang lebih rendah/dingin sehingga menyebabkan banyak kematian". Namun hal sebaliknya jika kita membeli benih dari tempat dingin kemudian dibawa ke tempat yang lebih tinggi suhunya maka ikan akan lebih nyaman meyesuiakan suhu.
Itulah salah satu pengalaman saya dalam budidaya nila terhadap kendala yang mungkin tanpa kita sadari walaupun sepele namun berpengaruh besar.
Nanti kedepan saya akan menulis artikel tentang pengalaman saya dalam terjun didunia Akuakultur dengan bahasa santai ;) karena berbagi pengalaman adalah kepuasan tersediri.
3 komentar
Sederhana tapi berpengaruh besar
BalasHapussangat bermanfaat artikelnya
BalasHapusbenih bagus maka budidaya juga bagus
BalasHapusPosting Komentar